ASSESMENT KESULITAN MEMBACA PADA ANAK

Salam sejahtera untuk kita semua, kali ini admin akan membahas tentang proses pengukur kesulitan membaca bagi sebagian siswa disekolah yang sering disebut dengan istilah Assesmen atau pengukuran adalah proses pengukur secara pasti jenis kesulitan belajar yang dialami oleh anak untuk tujuan diagnostik. Berdasarkan hasil assesment inilah program pengajaran dikembangkan. Assesment hanya akan bermakna jika guru mengetahui materi kurikulum membaca, jenis keterampilan yang dikembangkan, dan tahap-tahap perkembangan  keterampilan membaca pada anak.
Assesment Membaca
Banyak sekali masalah membaca yang dapat diamati pada anak berkesulitan membaca. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya proses membaca dan banyaknya faktor yang mempengaruhinya. 

Berdasarkan hasil penelitian, jenis kesulitan yang sering ditemukan anatara lain sebagai berikut.
1. Kesalahan mengidentifikasi kaitan bunyi-huruf. Tidak lancar atau membuat kesalahan pada waktu membaca bersuara merupakan gejala yang banyak ditemukan pada anak berkesulitan membaca. Ini termasuk salah satu mengidentifikasi kaitan antara bunyi-huruf.

2. Keniasaan arah membaca yang salah. Arah membaca tulisan latin selalu dari kiri kekanan. Mungkin karena gangguan persepsi atau syaraf, banyak anak berkesulitan belajar yang sulit mengendalikan arah mata secara konsisten pada waktu membaca.

3. Kelemahan kemampuan pemahaman. Banyak anak yang mengeja dengan bersuara dapat membaca kalimat "Ani membaca buku". Akan tetapi begitu selesai membaca, anak tidak mengerti makna kalimat. Hal ini terlihat pada ketidakmampuannya mengerjakan tugas yang berkaitan dengan makna kalimat. Pada tingkat yang lebih lanjut, kelemahan kemampuan pemahaman ini terlihat pada gejala ketidakmampuan mencari informasi tertentu pada bacaan, membaca daftar isi, indeks, memanfaatkan tabel, dan sebagainya.

4. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan jenis bacaan. Ada berbagai jenis bacaan, antara lain puisi, cerita fiktif, sejarah, buku pelajaran, kamus, dan ensiklopedia. Jenis bacaan tersebut diatas mempunyai fungsi yang berlainan dan memerlukan keterampilan membaca yang berlainan pula. Anak berkesulitan membaca sering tidak melihat perbedaan itu.

5. Kelemahan dalam hal kecepatan membaca. Membaca teknis hanya merupakan permulaan pengajaran membaca. Anak dilatih memahami kaitan anatara huruf dengan bunyi, setelah itu pengajaran membaca bergeser ke membaca pemahaman. Kecuali tingkat pemahaman dikembangkan, anak juga dilatih membaca cepat. Tujuan akhirnya, anak dapat membaca dengan cepat dengan tingkat pemahaman yang tinggi pula.

Untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami anak, sebenarnya ada dua macam prosedur, yaitu assesment formal dan assesment informal. Assesment formal dilakukan denga menggunakan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes, kunci jawaban, cara menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan anak yang bersangkutan. Sayangnya, di Indonesia tes semacam itu belum dikembangkan. Oleh karena itu, para guru harus mengandalkan assesment informal. Yang perlu diketahui adalah bahwa jika dilakukan dengan benar, hasil assesment informal tidak kalah keterpercayaannya dari hasil assesment formal. 

Semoga artikel ini membantu dan memberikan pencerahan bagi sahabat guru di nusantara!!!

0 Response to "ASSESMENT KESULITAN MEMBACA PADA ANAK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel